Proposal Skripsi
A.
Judul
Hubungan
Antara Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas X B Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Gamping Tahun
Pelajaran 2012/2013
B.
Latar
Belakang
Perkembangan lingkungan
sekitar kita yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, yang
dilatar belakangi oleh pesatnya kemajuan dibidang ilmu dan teknologi.
Perkembangan-perkembangan tersebut menimbulkan berbagai tantangan terutama
tantangan bagi perkembangan penduduk
bumi ini agar bisa setaraf dan sejalan dengan tuntunan perkembangan tersebut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu
meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan
maka salah satu usaha yang ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar
pada setiap warga negara terutama pada siswa diberbagai sekolah, dengan
menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang baik, maka prestasi belajar akan
tumbuh dalam diri siswa ini, tetapi hal tersebut masih jauh dari apa yang
diharapkan.
Pendidikan merupakan proses pembentukan
kepribadian manusia. Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk membentuk manusia
yang bermoral dan berilmu. Berbicara masalah pendidikan, menyangkut pula
masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal dengan tripusat pendidikan, yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut
yang paling berpengaruhi dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar adalah
lingkungan sekolah.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak
lepas dari peranan seorang guru disekolah. Bagaimana cara guru menumbuhkan
minat dan motivasi belajar disekolah. Untuk itu diperlukan usaha yang optimal
dalam mencapai tujuan tersebut.
Syaiful Bahri Djamari (2012:
24) Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit
yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan
instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam
diri siswa, yaitu ada dorongan dan
minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar
diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Keberhasilan
pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa didasari oleh minat yang tinggi
dan kecenderungan untuk menguasai kondisi lingkungan yang dinyatakan lewat
sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi akan dapat dicapai oleh siswa
apabila siswa tersebut memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi.
Memurut sardiman (2003: 75) Motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual.peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk
belajar.
Motivasi belajar diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
motivasi belajar adalah proses untuk mendorong peserta didik agar dapat belajar
untuk meraih prestasi yang lebih baik.
Jadi guru disekolah dalam
menumbuhkan minat dan motivasi belajar sangatlah berpengaruh dalam proses
pembentukan kemandirian belajar peserta didik atau siswa. Pengaruh minat dan
motivasi belajar pemberian oleh guru sangatlah besar karena akan membantu siswa
dalam membentuk kemandirian siswa dalam meraih prestasi belajar.
Sesungguhnya menumbuhkan
minat belajar sangatlah penting dan tidak boleh diabaikan oleh guru disekolah.
Karena dengan minat dalam belajar, guru akan lebih mudah dalam mencapai tujuan
belajar dan tujuan pendidikan.
Melihat latar belakang masalah
seperti di atas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yaitu
tentang hubungan antara minat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013.
C.
Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka
dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Perkembangan
ilmu pengentahuan dan teknologi yang sangat cepat menimbulkan
tantangan-tantangan baru dan berbagai aspek kehidupan.
2. Masih
adanya siswa yang kurang memiliki minat dalam proses pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik.
3. motivasi
belajar siswa yang masih kurang optimal.
4. Pentingnya
menumbuhkan minat dan motivasi belajar pada siswa dalam meningkatkan prestasi
belajar.
D.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tidak
seluruh masalah-masalah akan dibatasi mengingat keterbatasan penulis baik dari segi
waktu, kemampuan, tenaga dan biaya. Dengan demikian penulis membatasi “Hubungan Antara Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X B SMA N 1 Gamping
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
.
E.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1
Gamping tahun Pelajaran
2012/2013?
2. Apakah
ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B
SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran
2012/2013?
3. Apakah
ada hubungan antara minat dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1
Gamping tahun Pelajaran
2012/2013?
F.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka
tujuan penelitian ini, untuk mengetahui:
1. Hubungan antara minat
dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Hubungan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Hubungan antara minat
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping
tahun Pelajaran 2012/2013.
G.
Manfaat
Penelitian
Dengan melakukan penelitian terhadap
layanan informasi dan pelayanan pembelajaran dengan kemandirian belajar siswa,
manfaat yang diharapakan penulis adalah:
1. Manfaat
teoritis
a.
Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bimbingan dan konseling.
b.
Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian
selanjutnya yang lebih luas dan mendalam.
2. Manfaat
praktis
a. Peneliti
Memberikan
wawasan atau pengalaman dalam melakukan penelitian tentang minat dan motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013.
b. Sekolah
Memberikan
masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pemberian tentang minat dan
motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X B SMA N 1 Gamping tahun Pelajaran 2012/2013.
H.
Kajian tori
1. Kajian Minat
a. Pengertian Minat
Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketrikatan pada suatu hal dan aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh (Slameto,2010: 180).
Minat
adalah perasaan yang ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu
(Djaali, 2004 : 122).
Minat
adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang,
aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang (Abdul Rahman,2004
: 262).
Crow
dan crow mengatakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang lain, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri (Djaali,2007
: 121).
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan atau keinginan
yang tinggi terhadap sesuatu yang ingin dicapai.
b. Jenis
jenis minat
Minat dibagi dalam enam jenis (Djaali, 2007 : 122)
yaitu :
1)
Realistis
Orang
realistis umumnya mapan, kasar, praktis, berfisik kuat, dan sering sangat
atletis, memiliki koordinasi otot yang baik dan terampil. Akan tetapi ia kurang
mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan
berkomunikasi dengan orang lain.
2)
Investigative
Orang
investigative termasuk orang yang berorientasi keilmuan. Mereka umumnya
berorientasi pada tugas, introspektif, dan asocial, lebih menyukai memikirkan
sesuatu dari pada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam,
menyukai tugas tugas yang tidak pasti (ambiguous),
suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan
intelektualnya, menyatakan diri sendiri sebagai analisis, selalu ingin tahu,
bebas, dan bersyarat, dan kurang menyukai pekerjaan yang berulang.
3)
Artistik
Orang
artistik menyukai hal hal yang
tidak terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan
suasana yang dapat mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif
dalam bidang seni dan musik.
4)
Social
Tipe
ini dapat bertanggung jawab, berkemanusiaan, dan sering alim, suka bekerja
dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan
verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual,
suka memecahkan masalah yang ada keitannya dengan perasaan; menyukai kegiatan
menginformasikan, malatih dan mengajar.
5)
Enterprising
Tipe
ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal
untuk berdagang, mamiliki kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi, agresif,
percaya diri, dan umumnya sangat aktif.
6)
Konvensional
Orang
konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi
verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif
menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapi patuh, praktis, senang, tertib,
efisien; mereka mengidentifikasi dengan kekuasaan dan materi.
c. Faktor
yang menimbulkan minat
Crow
and Crow (Abdul Rahman,2004 : 264), berpendapat ada tiga faktor yang menjadi
timbulnya minat, yaitu :
1) Dorongan
dari dalam diri individu
Misal
dorongan untuk makan, ingin tahu seks. Dorongan untuk makan akan membangkitkan
minat untuk bekerja atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan
dan lain lain. Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu,melakukan penelitian dan lain lain.
Dorongan untuk seks akan membangkitkan minat untuk menjalin hubungan dengan
lawan jenis, minat terhadap pakaian dan kosmetika dan lain lain.
2) Motif
sosial
Dapat
menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu. Misalnya minat terhadap pakaian timbul karena ingin mendapat
persetujuan atau penerimaan dan perhatian orang lain. Minat untuk belajar atau
menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari
masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang
pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.
3) Faktor
emosional
Minat
mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan
perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas
tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal
tersebut.
2. Kajian Motivasi Belajar
a.
Pengertian Motivasi
Kata motif diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi berasal dari kata “motif”
yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”
(Sardiman,2003: 73).
Berelzon dan Steiner mengemukakan bahwa “is an inner state that energizer, activates, or moves (hence
‘motivation’), and that directs or channels behavior toward goals” (adalah
suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yang
menggerakan, sehingga disebut ‘penggerakan’ atau ‘motivasi’, dan yang mengarahkan
atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan) (Alex Sobur,2011 : 267).
Eysenck dan kawan kawan merumuskan sebagai suatu proses yang
menentukan tingkatan kegiatan, intensitas dan konsistensi, serta arah umum dari
tingkah laku manusia merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep konsep lain seperti minat, konsep
diri,sikap dan sebagainya (Slameto,2010 : 170 ).
Sartain mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal)
atau perangsang (incentive). Tujuan
adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto,
2007 : 61).
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan (Sardiman,2003: 73).
Dari urian diatas dapat disimpulkan bahwa
motovasi adalah daya penggerak dari dalam diri yang memberi kekuatan, yang
menggiatkan serta arah umum dari tingkah laku manusia terhadap suatu tujuan.
b. Macam
macam motivasi
Berbicara tentang jenis dan macam
motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa
motivasi itu sangat bervariasi (sardiman,2003:
86)yaitu:
1. Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya
a) Motif-motif bawaan adalah motif yang
dibawa sejak lahir
b) Motif-motif yang dipelajari artinya
motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi menurut pembagiaan dari
woodworth dan marquis dalam sardiman:
a) Motif atau kebutuhan organis misalnya kebutuhan minum, makan,
bernafas, seksual, dan lain-lain.
b) Motof-motif darurat misalnya
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.
c) Motif-motif objektif
3. Motivasi jasmani dan rohani
a) Motivasi jasmani, seperti, rileks,
insting otomatis, napas dan sebagainya.
b) Motivasi rohani, seperti kemauan
atau minat.
4. Motivasi intrisik dan ekstrinsik
a) Motivasi instrisik adalah
motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar
(Sardiman, 2003: 90).
Adanya berbagai jenis motivasi di
atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap
individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa arab
adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan rangsangan atau dorongan dari luar
misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku
yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar.
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman (Djmarah dan Zain,2002: 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:
Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman (Djmarah dan Zain,2002: 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:
a) nilai
Memberikan nila artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi nilai ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
Memberikan nila artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi nilai ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
b) Hadiah
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
c) Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
d) Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
e) Tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.
f) Ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru.
g) Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya.
h) Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan
c. Fungsi motivasi
Sehubungan
dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi (Sardiman,2003: 85) yaitu :
1) Mendorong manusia untuk berbuat,
jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni
kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyelesaikan perbuatan, yakni
menentukan perbuatan perbuatanapa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.seorang siswa
yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan
kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu
atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
d. Teori tentang motivasi
1)
Teori instink
Menurut
teori ini setiap tindakan manusia diasumsikan seperti jenis animal/binatang.
Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkaitan dengan instink atau pembawaan.
Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah olah tanpa dipelajari.
Tokoh teori ini adalah Mc.Dougall.
2)
Teori fisiologis
teori
ini juga disebutnya “behavior theoris”
menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada tindakan pada manusia
itu berakar pada usaha usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organic atau kebutuhan
untuk kepentingan fisik. Atau disebut kebutuhan primer, seperti kebutuhan
tentang makanan, minuman, udara, dan lain lain yang diperlukan untuk
kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup,
perjuangan untuk mempertahankan hidup, struggle
for survival.
3)
Teori psikoanalitik
Teori
ini mirip dengan instink, tetapi lebih ditekankan pada unsur unsur kejiwaan
yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur
pribadi manusia yakni id dan ego. Tokon dari teori ini adalah Freud
(Sardiman,2003 : 83).
e. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap
dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).
Belajar dalam arti luas dapat
diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama,
dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan
disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh
suatu hal (Nasution, dkk.2000: 34).
Sedangkan
menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).
Hilgard
mengatakan : “learning is the
prossesby which an activity originates or is changed through training
procedures as distinguished from changes by factors not attributable to
training”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan perubahan oleh
faktor faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau
minum ganja bukan termasuk hasil belajar (Nasution,2000: 35).
Belajar
adalah proses yang terjadi dalam otak manusia. saraf dan sel sel otak yang
bekarja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga,dan
lain lain lantas disusun oleh otak sebahgai hasil belajar (Alex Sobur,2011
:217).
Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses usaha
yang dilakukan oleh individu yang memungkinkan berubahnya suatu tingkah laku
melalui jalan latihan latihan.
f. Jenis jenis belajar
Belajar
ada beberapa macam jenisnya berhubung dengan hal yang harus dipelajari. Belajar
berenang tak sama dengan belajar memecahkan soal sola Matematika. Belajar menyebutkan abjad
ada bedanya dengan belajar hidup jujur, bertanggung jawab, dan
sebagainya.Karena itu dapat dibedakan beberapa jenis belajar, (Nasution,2000: 57) yakni :
1) Belajar berdasarkan pengamatan (sensory type of learning)
Hamper seluruh pengetahuan
berhubungan dengan pengamatan dunia sekitar, yaitu pengamatan sensoris dengan
berbagai alat dari: melihat, mendengar, memcecap dan meraba.berkat pengamatan
seorang bayi mula mula mengenal ibunya, kemudian dikenalnya binatang, manusia
danbenda benda lain disekitarnya, demikian pula bunyi bunyi, bentuk bentuk ,
sifat sifat dan sebagainya.
2) Belajar berdasarkan gerak (motor type of learning)
Pada taraf pemulaan yang
dipentingkan ialah pelaksanaan yang seksama. Kecepatan mula mula tak usah
dihiraukan. Kesalahan pada mulanya sering menghalangi kecepatan efisien gerak.
Setelah tecapai pelaksanaan yang memuaskan, barulah kecakapan itu dilatih untuk
mempertinggi kecepatan. Ada keccepatan yang memerlukan latihan beberapa jam ada
pula beberapa bulan lamanya.
3) Belajar berdasarkan menghafal (memory type of learning)
Mungkin
sekali belajar bersifat hafalan ini yang paling banyak digunakan disekolah,
baik di sd maupun disekolah yang lebih tinggi,
sebab tujuan belajar adalah menempuh ujian dan untuk itu di perlukan penguasaan
pengetahuan siap.
4) Belajar berdasarkan pemecahan
masalah (problem solving type of
learning)
Setiap orang dan makhluk lainnya
mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhinya. Ada yang mudah dipuaskan (misalnya
dahaga), ada yang sulit (mencapai cita cita, gelar dan sebagainya), kebutuhan
yang mudah dipuaskan tidak menemui kesulitan dan kebutuhan yang tak mungkin di
penuhi dikesampingkan. Ada pula kebutuhan yang menemui kesulitan atau kesukaran
sebelum dapat dipuaskan.
5) Belajar berdasarkan emosi (emotional type of learning)
Disekolah biasanya diutamakan
mendidik anak anak “how to make a living”
bagaimana cara mencari nafkah dan kurang diperhatikan “how to live”, bagaimana cara hidup. Pendidikan disekolah kebanyakan
ditujukan kepada pembentukan intelektual dan keterampilan akan tetapi segi
kepribadian sering diabaikan, seperti ketekunan menghadapi kesulitan,
ketelitian, kebersihan, sikap yang sehat terhadap pekerjaan, kecakapan bergaul
dengan orang lain, cita cita, minat yang luas, dan sebagainya.
g. Tujuan belajar
Tujuan belajar ada tiga jenis (Sardiman,2003: 27), yaitu :
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan
berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang
tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan. Tujuan inilah yang paling penting memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam
kegiatan belajar.
2) Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman ketrampilan atau
merumuskan konsep juga memerlukan suatu ketrampilan. Jadi soal ketrampilan yang
bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah ketrampilan
ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada
keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang
belajar.sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan
dengan masalah masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi
lebih abstrak, menyangkut persoalan persoalan penghayatan dan keterampilan
berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan masalah atau
konsep.
3) Pembentukan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental,
perilaku pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati hati dalam pendekatannya.
Untuk ini dibuthkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan pidak
lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
h. Faktor faktor yang mempengaruhi
belajar
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata
rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara
lingkungan biotik
dan abiotik tidak dapat dihindari. Itulah hukum alam yang harus dihadapi oleh
anak didik sebagai mahluk hidup yang tergolong kelompok biotik.
2)
Faktor instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan
dicapai, tujuan tersebut tentu saja menyangkut pada tingkat kelembagaan. Dalam
rangka melicinkan ke arah
itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya dan
semuanya dapat diberdayagunakan menurut fungsi masing-masing kelengkapan
sekolah. Kurikulum dapat dipakai oleh guru dalam merencanakan program
pengajaran. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus dimanfaatkan
sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil, guna bagi kemajuan belajar anak
didik disekolah.
3)
Kondisi fisiologis
Kondisi
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya
dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi
ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi
mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran (Noehi Nasution, 2008:
189).
4)
Kondisi psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses
psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Maka dari itu, belajar berarti bukanlah berdiri
sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari
dalam. Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam tentu saja merupakan hal
yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar
mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan
kurang signifikan. Oleh karena itu, minat, kecenderungan, bakat, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.
i.
Teori tentang belajar
Teori tentang belajar ada tiga (Sardiman, 2003 : 30) yaitu :
1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Menurut teori ini, jiwa manusia itu
terdiri dari bermaacam macam daya. Masing masing daya dapat dilatih
dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya ingat dalam
suatu belajar misalnya dengan menghafal angka angka atau kata kata, istilah
istilah asing. Begitu pula untuk daya daya yang lain. Yang penting dalam hal
ini bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan
dari daya daya itu. Kalau sudah demikian maka seseorang yang belajar itu akan
berhasil.
2) Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Teori ini berpandangan bahwa
keseluruhan lebih penting dari bagian bagian/unsur. Sebab keberadaannya
keseluruhan itu juga lebih penting. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula
pada suatu pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh.
Tokoh penting yang menerapkan dari kegiatan pengamatan kegiatan belajar itu
adalah Koffka. Dalam mempersoalkan belajar, Koffka berpendapat bahwa hukum hukum organisasi dalam pengamatan itu
berlaku/bisa diterapkan dalam kegiatan belajar. Hal ini berdasarkan kenyataan
bahwa belajar pada pokoknya yang terpenting adalah penyesuaian yang pertama,
yakni medpat respon yang tepat. Karena penemuan respon yang tepat tergantung
pada kesediaan diri si subjek belajar dengan segala panca indranya.
3) Teori belajar menurut ilmu jiwa
asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa
keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian bagian atau unsur
unsurnya.
3.
Kajian prestasi
belajar
a.
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok
(Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 19).
WJS. Poerwadarminta berpendapat bahwa, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas`ud
Khasanah Abdul Qohar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan hati (Syaiful
Bahri Djamarah,2012: 21).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja,
baik secara individual maupun kelompok dlam bidang kegiatan tertentu.
Belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipahami (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 21).
Prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2012: 23).
Maka dapat difahami dari uraian diatas,
mengenai makna “prestasi” dan “belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil
yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam individu, yakni perubahan tingkah laku.
b.
Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
1. Faktor
faktor yang
timbul dari
dalam diri siswa (intern)
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (2010 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (2010 : 54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
a)
Faktor Jasmani
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1) Faktor kesehatan
Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
1) Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah
dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.
2)
Cacat
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.
b)
Faktor psikologis
1)
Intelegensi
Intelegensi
atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dan cepat efektif
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi.
2) Perhatian
2) Perhatian
Perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata kepada suatu benda.
3) Bakat
3) Bakat
Menurut
Hilgard bahwa bakat adalah the capacity to learn. Dengan kata lain,
bakat adalah kemampuan untuk belajar yang dimiliki oleh seorang individu (Slameto, 2010: 57).
4) Minat
4) Minat
Minat adalah menyangkut aktivitas aktivitas yang dipilih dan dilakukan secara
bebas oleh individu.
5) Motivasi
5) Motivasi
Motivasi
erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu perlu ada tindakan dan berbuat untuk mencapainya.
6) Kematangan
6) Kematangan
Kematangan
adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan menuju
kedewasaan individu atau seseorang.
7) Kesiapan
7) Kesiapan
Kesiapan
menurut James Drever seperti yang dikutip adalah preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk memberikan respon
atau reaksi.
2. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
a) keluarga
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.
b) Cara orang tua mendidik anak anaknya
dalam keluarga
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara.
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara.
c) Relasi antar anggota keluarga
Yang
penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga
relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi
belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian,
sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.
d)
Keadaan keluarga
Keadaan
keluarga sangat mempengaruhi prestasi
belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang
dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang
tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap
masalah sosial dan realitas kehidupan.
e) Pengertian
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
f)
Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan
ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan
kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.
g)
Latar belakang kebudayaan
Tingkat
pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar, Oleh karena itu perlu kepada anak
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar
yang optimal.
h) rumah
Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan berantakan tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan berantakan tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar.
a) Guru dan cara mengajar
Guru dan cara mengajarnya merupakan
faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil
belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Model
atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh
sekali terhadap prestasi belajar siswa,
c) Alat-alat pelajaran
Untuk
dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal
yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan
sebagaianya. bahwa sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan
untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,
kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan
mempercepat belajar anak.
d) Kurikulum
Kurikulum
diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian
besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa dapat menerimanya, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik
terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.
e) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu
terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari,
siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa
(Slameto, 2010
: 68).
I. Kerangka pikir
1. Hubungan
antara Minat dengan Prestasi Belajar
Minat
merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada
bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu. Dengan
pengertian tersebut dapat ditemukan adanya beberapa unsur pokok dalam
pengertian minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan
kesenangan.
Prestasi belajar adalah hasil
belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai
dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat
dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
Siswa yang
memiliki minat yang tinggi mereka akan dapat mencapai prestasi belajar yang
tinggi, sebaliknya siswa yang memiliki minat yang rendah mereka akan kurang
dapat mencapai prestasi belajar. Sebab
minat itu merupakan suatu
kesadaran dalam belajar bagi siswa. Belajar dengan penuh kesadaran akan
memberikan hasil yang berbeda dengan bila dibandingkan dengan belajar
asal-asalan. Jadi semakin tinggi minat semakin tinggi pula prestasi yang
dicapai oleh siswa.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau
dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak ia suka maka, akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar. Seseorang itu tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan
atau sekedar seremonial. Seseorang yang memiliki intelegensi tinggi, bisa jadi
gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar itu akan optimal kalau ada
motivasi yang tepat.
3. Hubungan antara
Minat dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar
Prestasi
merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat
atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa
untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai
dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam
diri siswa, yaitu
ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi
yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar
yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Keberhasilan
seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa didasari oleh minat
yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi lingkungan yang
dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi akan dapat
dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki
minat dan motivasi belajar yang tinggi.
.
J. Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan maslah penelitian, belum
jawaban empiris (Sugiono,2001 : 39).
2. Bentuk bentuk Hipotesis
Menurut Sugiono,(2001 : 43) ada tiga bentuk
hipotesis yang dapat digunakan dalam penelitian :
a) Hipotesis
deskriptif
Hipotesis
deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, yaitu
yang berkenaan dengan variabel
mandiri.
b) Hipotesis
komparatif
Hipotesis
komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.
Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda.
c) Hipotesis
asosiatif
Hipotesis
asisoatif adalah adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.
3. Manfaat
hipotesis
a. Merupakan
kesimpulan sementara
b. Menjadikan
petunjuk dalam melaksanakan kegiatan kegiatan mengumpulkan data, analisis data,
dan penagmbilan kesimpulan dari hasil analisis data.
4. Hipotesis yang Diajukan
a) Ada
hubungan yang positif antara
minat terhadap prestasi belajar siswa kelas X B SMA Negeri 1 Gamping Tahun Pelajaran 2012/2013
b) Ada hubungan yang pisitif antara motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas X B SMA
Negeri 1 Gamping Tahun Pelajaran
2012/2013
c) Ada
hubungan yang positif antara
minat dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas X B SMA Negeri 1 Gamping Tahun Pelajaran
2012/2013
d) Ada
sumbangan efektif yang signifikan antara minat terhadap prestasi
belajar siswa kelas X B SMA Negeri 1 Gamping Tahun Pelajaran 2012/2013
e) Ada
sumbangan efektif yang signifikan antara
motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas X B SMA Negeri 1 Gamping Tahun Pelajaran
2012/2013
5.
Paradigma
penelitian
Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan diatas, maka tata
hubungan dari masing masing variabel dalam penelitian digambarkan dalam suatu
bentuk paradigma sebagai berikut:
X1
|
X2
|
Y
|
Keterangan:
X1 : Minat Y :
Prestasi Belajar
K.
Metode penelitian
1. Jenis
metode penelitian
Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif karena hasil dari penelitian akan dihitung
dengan angka statistik.
2. Waktu
dan tempat penelitian
Penelitian akan
dilaksanakan pada bulan April
sampai dengan bulan Mei
2013. Penelitian ini di Sekolah Menengah Atas Negeri I Gamping.
3. Variable
penelitian
Hatch
dan Farhadi mengemukakan bahwa Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
dari seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu obyek dengan obyek lain ( Sugiono,2001 : 21 ).
Oleh
karena itu seorang peneliti perlu melakukan identifikasi terlebih dahulu
terhadap variabel penelitiannya. Identifikasi variabel merupakan langkah
penetapan variabel utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing masing
(Saifuddin,2010:60).
Menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka macam macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi (dalam Sugiono,2001 : 21) :
a) Variabel
independen : variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia
sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b) Variabel
dependen : sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
indonesia dering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
4. Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian di tari kesimpulan (Sugiono,2001 : 57).
Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi suluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Dalam penelitian ini, yang mejadi subjek
adalah siswa kelas XB SMA Negeri 1
Gamping, Tahun Pelajaran
2012/2013, terdiri atas 96 siswa. Adapun rincian jumlah siswa masing masing
kelas adalah sebagai berikut :
No.
|
Kelas
|
Jumlah
|
1.
|
XA
|
32
|
2.
|
XB
|
32
|
3.
|
XC
|
32
|
5. Sampel
penelitian
Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiono,2001: 57 ). Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian
yang berjumlah 32 siswa adalah dari kelas XB.
6. Teknik
pengumpulan sampel
Dalam penelitia
ini, sampel yang digunakan terdiri atas 1 kelas yaitu kelas XB. Penentuan
besarnya sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan pertimbangan dari
Suharsini Arikunto (2006 :134) sebagai berikut :
Apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak tidaknya
dari :
1) Kemampuan
peneliti dilihat dari waktu,tenaga, dan dana.
2) Sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data.
3) Besar
kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya
besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
Berdasarkan
pendapat diatas, besarnya sampel yang diambil adalah 20% dari populasi,
sehingga jumlah sampel yang diperoleh 32 siswa.
7. Metode
pengumpulan data
Pengumpulan
data di maksud untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti dengan
menggunakan metode yang tepat dan instrumen yang baku.”Didalam kegiatan
penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpulan
data”(Suharsimi Arikunto,2006 : 222). Untuk itu digunakan teknik teknik,
prosedur serta alat yang dapat diandalkan karena baik buruknya suatu penelitian
sebagian tergantung pada teknik teknik pengumpulan data.
Metode
pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Angket
atau kuesioner
Angket atau
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan dalam pribadinya, atau hal hal yang
ia ketahui (Suharsimi Arikunto,2006 : 225).instrumen untuk metode angket adalah
angket atau kuesioner.
Dalam penelitian
jenis ini angket yang dipakai adalah angket tertutup,dengan maksud subyek yang
dikenai angket tinggal memilih jawaban yang tersedia.
b) Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal hal yang variabel yang berupa catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,2006 : 231).
8. Metode
analisis data
Metode
analisi data adalah cara yang harus ditempuh untuk menguraikan data menurut
unsur unsur yang ada didalamnya sehingga mudah dibaca dan dienterpretasikan (Suharsimi
Arikunto,2006: 235).
Untuk membuktikan hipotesis secara
empiris, berdasarkan data penelitian setelah data diperoleh, maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan akhir dalam
penelitian. Di dalam penelitian ini untuk teknik analisi datanya peneliti
menggunakan metode statistik, karena data yang dianalisis adalah berupa
angka-angka. Untuk memperoleh korelasi X1 dan X2 dengan Y
(minat dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar) digunakan analisis regresi dua prediktor atau analisis regresi ganda.
Adapun rumus yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis regresi dua prediktor :
1)
Untuk persamaan garis
regresi menggunakan rumus :
Y = a1X1
+ a2X2 + K
Keterangan:
X
= variabel bebas (prediktor)
Y
= variabel terikat (kriterium)
a = bilangan koefisien
K
= bilangan konstan
(Sutrisno
Hadi, 2000:18)
2) Untuk
mencari korelasi kriterium dengan dua prediktor menggunakan rumus :
Ry (1,2) =
Keterangan:
Ry
(1,2) = koefisien korelasi
antara Y dengan X1 dan X2
a1
= koefisien prediktor X1
a2
= koefisien prediktor X2
(Sutrisno
Hadi, 2000:22)
3) Untuk
menguji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus :
Freg =
Keterangan:
Freg = harga F garis regresi
R
= koefisien korelasi
N
= jumlah sampel
M
= jumlah prediktor
(Sutrisno
Hadi, 2000:23)
4) Untuk
mencari sumbangan relatif (SR) menggunakan rumus :
SR%x =
Keterangan:
SR%
= sumbangan relatif kuadrat
JKreg = jumlah kuadrat regresi
Jktot
= jumlah kuadrat total
(Sutrisno
Hadi, 2000:36-40)
5) Untuk
mencari sumbangan efektif (SE) menggunakan rumus :
SE%x = SR% x R2
Keterangan:
SE%
= sumbangan efektif prediktor
R2
= koefisien determinan
(Sutrisno
Hadi, 2000:39)
Setelah
rxy (korelasi hitung) diketahui, untuk
menguji signifikansi tidaknya rhitung dikonsultasikan dengan rtabel
dengan taraf signifikansi 5%. Pedoman yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Jika
rhitung > rtabel, maka Ha diterima.
b. Jika
rhitung < rtabel, Ha ditolak.
L.
Jadwal
penelitian
No.
|
Kegiatan
|
Bulan ke-
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1.
|
Pengajuan judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pembuatan proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Observasi lokasi dan izin penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Pengumpulan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Penulisan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Ujian skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
M.
Sistematika Skripsi
Bagian awal, berisi tentang halaman
judul, pernyataan keaslian tulisan, halaman pengesahan, motto dan persembahan,
prakata, abstrak, daftar isi, daftar table dan daftar lampiran.
Bab I pendahuluan, pada bab ini
dikemukakan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
skripsi.
Bab II landasan teori, membahas
teori yang melandasi permasalahan skripsi yang merupakan landasan teoritis yang
diterapkan dalam skripsi. Pada bab ini berisi tentang minat, motivasi belajar
dan prestasi belajar.
Bab III metode penelitian, bab ini
menjelaskan tentang setting penelitian, variable penelitian, populasi dan
sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis data penelitian.
Bab IV hasil penelitian dan
pembahasan, bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan
penelitian.
Bab V pentup, bab ini berisi
tentang simpulan dari hasil penelitian serta saran saran yang diberikan oleh
peneliti terhadap hasil penelitian.
Bagian akhir, berisi daftar pustaka
serta lampiran lampiran yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam
Perspektif Islam. Jakarta: Predana Media
Djaali. 2007. Psikologi
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sardiman. 2003. Interaksi
Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Saiffudin Azwar. 2010. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Slameto. 2010. Belajar
Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya.jakarta: Rineke Cipta
S.Nasution. 2000. Didaktik Asas Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sobur Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2001. Metode
Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta
Syaifudin Bahri Djamarah. 2008.psikologi belajar. Jakarta: Rineke Cipta
Syaiful Bahri Djamari.2012. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar